- Pemerintahan
- Kamis, 16 Oktober 2025
Loading
Loading
Selamat Datang Di SISTEM PERIZINAN ONLINE DINKES modern culture, seamlessly blending technology, entertainment, and social interaction in novel and exciting ways.
Selamat Datang Di SISTEM PERIZINAN ONLINE DINKES modern culture, seamlessly blending technology, entertainment, and social interaction in novel and exciting ways.
Cilegon, Diskominfo – Pengelolaan sampah di Kota Cilegon terus menjadi perhatian dan daya tarik bagi berbagai daerah di Indonesia. Kali ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bersama Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah melakukan kunjungan ke Kota Cilegon untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah yang dinilai berhasil dan efektif.
Kunjungan tersebut dipimpin oleh Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Provinsi Jawa Tenga Eni Lestari bersama Deputi Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Andi Reina Sari Hufoid yang disambut langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon Maman Mauludin di Aula Setda II Kota Cilegon Kamis, 16 Oktober 2025.
Dalam sambutannya, Sekretaris Daerah Kota Cilegon Maman Mauludin menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepercayaan Pemprov Jawa Tengah yang telah menjadikan Kota Cilegon sebagai tujuan pembelajaran. Menurutnya, perhatian dari daerah lain menunjukkan jika sistem pengelolaan sampah di Kota Cilegon telah berjalan efektif dan memberikan hasil yang positif.
“Tentunya kami merasa bangga dan bersyukur karena apa yang dilakukan Pemkot Cilegon mendapat perhatian dari daerah lain. Hal ini menjadi motivasi bagi kami agar dapat terus mengembangkan sistem pengelolaan sampah supaya menjadi lebih baik lagi ke depan,” ujarnya.
Maman mengatakan, dengan jumlah penduduk sekitar 483 ribu jiwa, volume sampah di Kota Cilegon saat ini telah mencapai 350 ton per hari. Dari jumlah tersebut, 48,57 persen merupakan sampah organik, 40,45 persen nonorganik, 10,51 persen residu, dan 0,47 persen sampah domestik lainnya.
"Saat ini volume sampah di Kota Cilegon sudah mencapai 350 ton per harinya dengan jumlah penduduk 483 jiwa. Tentunya kami akan terus berinovasi untuk mengatasi persoalan sampah ini dan alhamdulillah untuk saat ini kita sudah ada inovasinya yaitu dengan mengubah sampah menjadi co-firing batu bara,” imbuhnya.
Maman menjelaskan bahwa co-firing merupakan teknologi substitusi batu bara dengan bahan bakar biomassa yang bersumber dari tanaman energi, limbah pertanian, limbah perkebunan, limbah pertukangan, hingga sampah domestik. Selain itu, Ia juga mengatakan saat ini Kota Cilegon telah mampu memproduksi bahan bakar jumputan padat (BBJP) sebanyak 5 hingga 10 ton per hari.
“Teknologi BPJP co-firing ini menjadi alternatif transisi energi menuju net zero emission dengan mengolah sampah menjadi bahan bakar jumputan padat sebagai pengganti sebagian batu bara dan untuk hasil co-firing ini kita kirimkan ke Indonesia Power,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Provinsi Jawa Tengah Eni Lestari menjelaskan bahwa pengelolaan sampah di Jawa Tengah saat ini sebagian besar dikembangkan melalui sistem Refuse Derived Fuel (RDF). "Kalau di Jawa Tengah masih menggunakan sistem RDF, hasilnya sama sebagai pendamping batu bara, tetapi khusus untuk pabrik semen. Sedangkan Cilegon sudah menggunakan sistem Solid Recovered Fuel (SRF) yang bisa dimanfaatkan untuk PLTU,” ungkapnya.
Menurut Eni, penggunaan bahan bakar substitusi seperti SRF (Solid Recovered Fuel) dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) membutuhkan penyesuaian teknis yang ketat agar tidak memengaruhi kinerja boiler. Oleh karena itu, proses pemilahan dan pengolahan sampah harus dilakukan selektif dan presisi. "Kami ingin mempelajari proses pengelolaannya secara detail karena karakter antara SRF dan RDF berbeda. SRF harus diperhatikan dari segi komposisi dan kualitas supaya tidak mengganggu proses pembakaran di boiler,” terangnya.
Lebih lanjut, Eni berharap kunjungan tersebut dapat memberikan wawasan baru bagi Pemprov Jawa Tengah dalam mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan. “Harapan kami, kunjungan ke Cilegon ini bisa menjadi pembelajaran yang berbeda dan bermanfaat. Jika hasilnya positif, bukan tidak mungkin akan kami terapkan di Jawa Tengah,” pungkasnya.